Jadi Pegawai Fotokopian

Sudah satu minggu saya bekerja di fotokopian. Ceritanya adik saya kan sudah lulus jadi CPNS, maka sekarang yang menjaga toko fotokopi adalah sepupu kami. Berhubung bulan puasa, mama memutuskan untuk meliburkannya. Kasian dia bolak balik pas puasa, begitu alasannya.

Ternyata, baru tutup beberapa hari, banyak yang datang ke toko fotokopi karena mau mengurus UMKM. Mama berusaha menelpon sepupu saya tersebut, namun nomornya sedang tak bisa dihubungi. Akhirnya saya menawarkan diri untuk menjaga toko fotokopi, toh sekarang sedang libur sekolah. Maka mulailah saya menjadi penjaga fotokopian.

Hari pertama jaga di fotokopian, kerjaan masih santai. Masih bisa menerjemahkan satu cerita berbahasa Arab untuk diposting di blog. Hari kedua, dari pagi nulis artikel, sorenya baru bisa diposting. Hari ketiga, saya ngga sempat menulis sama sekali.

Rupanya inilah yang selama ini dialami adik saya ketika menjaga fotokopian. Tak sempat menulis sama sekali. Apalagi saat banyak pelanggan. Istirahat siang saja waktu terbatas.

Apa saja sih yang saya kerjakan selama menjaga toko fotokopi?

Memfotokopi

Tentu saja memfotokopi adalah pekerjaan utama penjaga fotokopian. Saya pun mulai belajar lagi mengatur ukuran kertas dan bagaimana melakukan fotokopi bolak-balik seperti KTP. Hari pertama, entah berapa kertas yang terbuang karena salah.

Fotokopi itu mudah, selama mesin berfungsi dengan baik. Tapi saat salah satu fungsi terganggu, meski bisa dikerjakan, bawaannya jadi capek. 

Ada sebuah dokumen sebanyak 6 lembar yang harus saya fotokopi sebanyak 30 rangkap. Normalnya, saya cukup meletakkan keenam lembar kertas tersebut di bagian atas mesin fotokopi dan menekan angka 30. Mesin akan memfotokopi otomatis secara berurutan. Saya cukup menstaplesnya saja.

Tapi berhubung bagian atas mesin sedang error, maka saya harus mengkopi keenam kertas tersebut satu persatu sebanyak 30 kali. Kemudian menyusunnya secara manual satu persatu. Capek jadinya. 

Akhirnya harus menelpon servis untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Memprint

Memprint itu, simpelnya adalah colok flashdisk, buka dokumen, kemudian print.

Tapi di toko fotokopian, prosesnya bermacam-macam. Sangat jarang yang datang membawa flashdisk. Kebanyakan modal HP doang. Maka dokumen harus dikirim dulu lewat Bluetooth atau WhatsApp. Baru setelah itu bisa diprint.

Ada juga yang mau print foto. Maka setelah mengirim foto tersebut, saya harus mengcopy nya ke dokumen, mengatur ukurannya, baru kemudian diprint.

Tidak banyak masalah urusan ngeprint ini. Cuma pernah suatu ketika, ada file PDF yang error dibuka dengan Adobe reader. Awalnya saya pikir proses mengirimnya yang bermasalah. Padahal file di HP pemiliknya bisa dibuka dengan baik. Akhirnya file PDF tersebut bisa dibuka dengan aplikasi Nitro Pro dan bisa diprint.

Cetak Foto

Berhubung ada printer, maka dimanfaatkan juga untuk cetak foto, cukup siapkan Glossy Photo Paper untuk mencetaknya. Tidak lupa aplikasi PhotoScape untuk mengatur ukurannya.

Biasanya yang mau cetak foto Cuma modal HP doang. Maka sekali lagi gambar harus dikirim pake Bluetooth atau WhatsApp. Tidak lupa bisanya mereka minta latarnya diganti supaya merah atau biru seperti pasfoto.

Saya bukanlah orang yang ahli edit foto. Untungnya ada aplikasi Automatic Background di Play Store. Dengan aplikasi ini, urusan mengganti latar foto menjadi mudah. Untuk menggunakan mode otomatisnya, harus menggunakan koneksi internet.

Urusan cetak foto jadi mudah dengan aplikasi Automatic Background dan PhotoScape.

Pernah juga ada yang minta cetak foto, dengan membawa foto lain yang sudah dicetak. Tetap saya terima. Maka saya harus menscan foto tersebut lebih dahulu agar bisa dicetak kemudian. Lebih ribet memang, tetapi selama masih bisa saya lakukan, maka saya terima.

Laminating

Dokumen penting biasanya saya laminating. Ada mesinnya, ada plastiknya, mestinya tidak ada masalah. Hanya saja pernah karna saking hektik nya, foto di kertas yang saya laminating terlipat dan masuk ke mesin laminating. Padahal sepertinya dokumen penting. Karena tak bisa dibongkar lagi, akhirnya saya coba menempel ulang gambar di dokumen tersebut dan laminating ulang. Untungnya pelanggan tidak marah.

Proses laminating memang mudah, tapi jika terjadi kesalahan, sulit melakukan perbaikan. Apalagi dokumen yang dilaminating biasanya adalah dokumen penting. Jadi harus berhati-hati.

Scan Dokumen

Mesin fotokopi bisa digunakan untuk scan dokumen. Filenya akan tersimpan di flashdisk yang dicolok ke mesin fotokopi. Saya pun harus belajar juga agar hasil scan bisa diatur posisinya apakah portrait atau lanscape. 

Sejauh ini baru satu orang yang saya bantu untuk scan dokumen. File hasil scan bisa dikirim lewat WhatsApp.

Hari ini saya kembali jaga di fotokopian. Namun saya bisa menulis sebuah artikel karena toko sedang sepi. Mungkin karena pendaftaran UMKM sudah tutup, maka hanya ada beberapa orang saja yang datang untuk memfotokopi.

Sebagai orang yang jaga toko sambil memanfaatkan waktu luang di bulan puasa, mungkin saya lebih suka toko sepi daripada rame. Artinya saya ngga perlu capek, hehe. Tapi tentu pemilik toko lebih suka jika toko rame, artinya pemasukan lebih banyak.

Sepi dan rame tetap disyukuri. Inilah kegiatan saya semasa libur sekolah dan puasa. Kamu ngapain aja?
Baca Juga

Post a Comment

5 Comments

  1. Waaah ribet juga yaa mbak. Btw, automatic background, saya baru tahu loh aplikasinya. Boleh dicoba nih suatu saat kalo sedang perlu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, aplikasi ini sangat membantu bagi saya yang gaptek perkara edit foto.

      Delete
  2. Wow ternyata bu guru dapat kerjaan sampingan yah.. Hahaha.. Walau repot pastinya menyenangkan dapat pengalaman yang banyak, termasuk hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita sadari ada yah..

    Kalau saya kebetulan sudah jarang sekali memakai fotokopi. Segala sesuatu sudah lebih banyak memakai file digital, jadi aman. Meski begitu di kantor tetap ada printer dengan fungsi fotokopi. Kadang terpakai tapi seringnya nganggur..

    Selamat menjadi penjaga fotokopi ya bu guru..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Pak, bener-bener seru. Sampai blog ngga kejenguk, wkwk.

      Di kampung mesin ini masih menjadi favorit Pak. Kalo tutup banyak yang nanyain.

      Sebagai pegawai sementara, saya cuma kerja bulan puasa aja. Habis lebaran ada petugas sebenarnya, heh

      Delete
  3. wah pengen banget punya blog pribadi yang penuh cerita seperti itu. blog saya masih guruedukasi.com seru juga kayaknya ya kalau punya blog pribadi dengan membahas topik essai riingan seperti keseharian dll.

    ReplyDelete

Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar