Apakah Translator Juga Penulis?

Saya tidak tahu kapan dimulainya, tapi saya suka baca novel online. Novel online yang saya baca biasanya berbahasa Inggris. Alasan utamanya, karena saya merasa ada banyak sekali pilihan novel online dalam Bahasa Inggris. Saya juga bisa memilihnya berdasarkan genre yang saya suka.

Sebelumnya, saya suka membaca novel lewat aplikasi Wattpat. Selain banyak pilihan, novel yang sudah dipilih bisa dibaca secara offline. Terlalu banyak novel yang tersedia, kadang saya bingung memilih novel yang akan dibaca.

Akhirnya saya mengenal situs novelupdates. Website ini menyediakan informasi berbagai novel disertai review dari para pembaca. Saya pun jadi memperoleh rekomendasi novel yang mungkin cocok bagi saya.

Selain menyediakan informasi novel, situs ini juga merujuk ke link yang menyediakan novel terjemahan tersebut. Saya pun jadi mengenal berbagai website yang berisi novel terjemahan. Saat ini kebanyakan novel yang saya baca adalah novel China yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.

Berbeda dengan situs agregator yang menyediakan banyak novel terjemahan dari berbagai sumber, situs penerjemah adalah sumber asli novel terjemahan tersebut. Bahkan bisa jadi terjemahan novel di situs penyedia novel dan whatpatt adalah hasil copas.

Saat membaca novel di situs penerjemah langsung, saya juga membaca sepatah dua patah kata dari penerjemah. Dari sana saya tahu, bahwa proses menerjemahkan novel memang tidak mudah.


Para penerjemah tersebut harus meluangkan waktu untuk membaca, memahami, menerjemahkan, dan menulis novel yang berada dalam proyek mereka. Sedapat mungkin, mereka berusaha agar terjemahan tersebut sesuai dengan maksud sebenarnya dari pengarang.

Sebelum menerjemahkan pun, mereka meminta izin dulu dari pengarang asli untuk menerjemahkan novel ke dalam Bahasa Inggris, kemudian mempublishnya di internet.

Selain itu, dari situs penerjemah saya juga bisa membaca komentar para pembaca terkait isi novel, maupun interaksi dengan translator. Membaca komentar menambah nilai tersendiri terhadap novel. Rasanya ada teman diskusi terhadap isi novel.

Setelah mengenal beberapa situs yang berisi terjemahan novel, saya merasa lebih menghargai para penerjemah ini. Tanpa mereka, manalah mungkin saya bisa menikmati novel China atau Korea.

Novel hasil terjemahan para translator memang sangat berbeda dengan novel MTL. Oleh karenanya, tidaklah salah jika ada yang menghargai translator dengan memberi Kofi.

Saat membaca novel di situs mereka dan membaca kolom komentar, muncul pertanyaan di benak saya. Apalah translator juga penulis? 

Baca Juga

Post a Comment

4 Comments

  1. Meski pekerjaannya adalah menulis, tetapi kalau dari sudut pandang "penulis" adalah orang yang menghasilkan karya tulis (berupa buku, artikel, dst), mereka tidak bisa disebut penulis.

    Dari sudut bisnis/komersial/etika, translator tidak bisa disebut penulis karena karyanya akan tetap menjadi hak milik penulis aslinya.

    Tapi kalau dilihat dari sudut bahwa apapun yang ditulis dianggap sebagai karya tulis, maka ya translator adalah penulis juga..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar juga sih, kalo dilihat dari sudut pandang "penulis'. Oleh karena itu juga, buku-buku terjemahan biasanya selalu mencantumkan nama penulis asli. Kemudian di bawahnya baru dicantumkan penerjemah.

      Saya hanya merasa jadi lebih menghargai para penerjemah ini. Tanpa mereka bagaimanalah orang dengan kemampuan bahasa terbatas seperti saya bisa menikmati berbagai "karya tulis" aka novel dan manga.

      Delete
    2. Betul.. mereka sebenarnya seperti penghubung tak terlihat tapi berperan penting...

      Mirip sama blogger juga kayaknya yah..hahahaha #maksa

      Delete
    3. Iya, kaya blogger. Kebanyakannya juga nulis terjemahan online di blog. Ada adsense nya pula, haha.

      Delete

Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar