Tanggal Muda, Antrian Panjang di Bank

Kali ini saya mendapatkan SMS serupa dengan SMS sebelumnya, yaitu untuk menyerahkan fotokopi cetakan mutasi buku tabungan di Bank Kalsel. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, bahwa cetak buku tabungan lewat teller hanya bisa dilakukan pada bank cabang tabungan dibuka, maka saya putuskan ke bank Kalsel cabang Martapura.


Berhubung hari awal kerja pulang lebih awal, saya sempatkan sekalian singgah di bank. Maksudnya biar tidak cape bolak-balik ke rumah dulu, jaraknya lumayan juga.

Sesampainya di bank, saya dihadapkan dengan parkiran yang penuh. Oke lah, tidak masalah parkir sepeda motor terus ke belakang.

Seperti biasa, saya pun mengambil nomor antrian di teller. Nomor antrian yang saya dapatkan adalah B162 dengan jumlah antrian 52. Wah, rasanya mau pulang saja.


Setelah saya perhatikan, rupanya hari ini adalah hari kerja pertama di bulan Juli. Sepertinya banyak orang yang berurusan dengan bank. Banyak dari mereka mengenakan seragam coklat PNS.

Salah seorang Bapak di samping saya menyapa temannya. Menyatakan bahwa ia mau pulang saja. Antirannya masih jauh sekali. Maka saya pun mulai menimbang-nimbang, haruskah saya pulang juga.

Jika melihat orang-orang yang menunggu, sepertinya jumlahnya tidak sampai 50. Tapi entahlah, mungkin saya yang kurang cermat menghitung.

Baterai android yang saya pegang tinggal 7 persen lagi. Saya bahkan menghabiskan waktu menunggu untuk menulis artikel ini. Rencananya mau pulang saja kalo baterai keburu habis.

Berdasarkan pengalaman hari ini, lain kali saya tidak mau ke bank pada tanggal muda. Padahal saya punya kesempatan sejak beberapa hari yang lalu. Tapi terlalu malas untuk pergi ke Martapura.

Saya sudah menunggu selama setengah jam, dan antian tunggu saya masih empat puluh orang lagi. Berhubung perut lapar dan saya orangnya memang tidak sabaran, maka saya putuskan untuk pulang saja. Nanti saja cetak buku tabungannya. Lagi pula keperluan saya tidak semendesak orang lain yang ada di sana.
Baca Juga

Post a Comment

4 Comments

  1. yang patut disayangkan tuh, kecanggihan teknologi belum bisa menyentuh para pengsiunan. soalnya diawal bulan bank kerap kali penuh sama yang ngambil pengisiunan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang begitu. Karena yang pensiun biasanya agak susah belajar teknologi baru. Selain itu, memang kebijakan taspen, uang pensiun harus diambil di bank, tidak bisa lewat ATM.

      Delete
  2. Untung saya nggak punya rekening jadi tidak perlu cetak apapun.. hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayanya mesti bikin rekening deh, Pak. Supaya merasakan bagaimana antri di bank, hehe.

      Delete

Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar