Saat sedang naik sepeda motor dengan suami dan melihat mobil polantas yang lewat, suami bertanya tentang masa aktif SIM milik saya. Begitu saya lihat, ternyata 6 hari lagi mati. Serta merta saya pun memutuskan untuk melakukan perpanjangan SIM keesokan harinya.
Lima tahun yang lalu saya melakukan perpanjangan SIM di Polres Banjar. Kali ini saya ingin mencoba melakukan perpanjangan SIM di Mal Pelayanan Publik, karena salah satu teman saya bilang bahwa suaminya melakukan perpanjangan SIM di Mal Pelayanan Publik.
Senin pagi, ketika saya bersiap-siap untuk berangkat, hujan turun mengguyur bumi. Keberangkatan saya pun harus tertunda. Jika hujan tidak reda, saya harus memikirkan solusi lainnya.
Saya jadi teringat teman saya yang lain yang bercerita tentang perpanjangan SIM online. Saya pun mencari informasinya di internet dan mendownload aplikasi SINAR.
Setelah registrasi dan mengisi data diri, kita bisa melakukan perpanjangan SIM dengan melengkapi beberapa syarat. Di antaranya adalah surat keterangan sehat dan tes psikologi dari website dan aplikasi yang telah ditentukan.
Saya mengunjungi situs tes kesehatan dan harus registrasi lagi. Duh, kok bawaannya malah jadi ribet menurut saya.
Sebenarnya saya sendiri suka melakukan sesuatu sambil online. Tapi karena kali ini waktunya tinggal beberapa hari, saya lebih sreg berangkat dan SIM langsung jadi. Karena kalo online, bawaannya harus menunggu lagi.
Saat hujan mulai reda, saya memutuskan untuk berangkat.
Tujuan utama saya kali ini adalah Mal Pelayanan Publik Barokah Martapura. Setelah memarkir kendaraan saya naik ke lantai dua untuk mengambil nomor antrian. Saya utarakan keinginan saya untuk memperpanjang SIM. Ternyata Mal Pelayanan Publik Martapura belum melayani perpanjangan SIM. Adapun teman saya yang mengatakan sudah melakukan perpanjangan SIM di Mal Pelayanan Publik Banjarbaru.
Saya mengucapkan terimakasih kepada petugas dan berangkat ke Polres Banjar. Lokasinya dekat saja dengan Mal Pelayanan Publik, hanya harus putar balik karena berlainan sisi jalan.
Perpanjangan SIM adalah pekerjaan 5 tahun sekali. Karena sudah lama saya pun agak lupa alurnya. Apalagi saya belum sempat baca artikel lama pengalaman perpanjangan SIM sebelumnya. Setelah parkir sepeda motor, saya langsung masuk ke dalam. Di dalam saya sempat bingung sendiri mesti ngapain. Saya pun membaca prosedur yang tertempel di dinding. Termasuk syarat fotokopi KTP dan SIM masing-masing 3 lembar. Padahal saya hanya menyiapkan 2 lembar.
Saya bertanya kepada pengunjung lain tentang tes kesehatan. Katanya dilakukan di luar dekat toko fotokopi. Saya pun kembali keluar menuju toko fotokopi sekalian bertanya tempat tes kesehatan.
Saya fotokopi KTP dan SIM masing-masing 3 lembar dan beli map kuning sebuah. Totalnya Rp 5.000. Sekalian nanya tempat tes kesehatan.
Ada tempat praktek dokter untuk tes kesehatan. Di sana saya ditensi, timbang badan, dan cek buta warna. Dokter mengisi formulir dan menanyakan juga golongan darah. Di sini saya bayar Rp 35.000.
Berikutnya saya menuju tempat di sampingnya untuk melakukan tes psikotes. Sebelumnya petugas bertanya apakah untuk SIM baru atau perpanjangan. Saya jawab saja perpanjangan. Kemudian saya diberi selembar kertas dan mengisi biodata. Di belakangnya adalah lebar jawaban soal.
Soal psikotes yang saya terima terbagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama tentang identitas diri dan keperluan saya mengikuti tes serta pengetahuan umum berlalu lintas. Bagian kedua tentang manajemen emosi kayanya. Bagian ketiga mencocokkan angka dan lambang.
Untuk bagian ketiga ini awalnya aku sempat bingung gimana jawabnya. Ternyata kuncinya ada pada konsisten menjawab soal. Akhirnya saya bisa mencocokkan angka dan simbol. Pas saya mau menjawab bagian empat yang mirip soal CPNS biasanya, kata petugasnya sampai bagian tiga aja.
Saya pun menyerahkan lembar jawaban kepada petugas. Entah jawaban saya dikoreksi atau tidak. Sebenarnya penasaran juga mau melihat nilainya, hehe. Kemudian saya mendapat surat keterangan psikologi. Di sini bayarnya Rp 75.000.
Setelah itu saya kembali masuk ke tempat perpanjangan SIM. Di sana saya diberi map berisi formulir dan diminta mengisi sesuai contoh. Saya juga diminta untuk mengisi survey menggunakan aplikasi telegram.
Setelah mengisi formulir kemudian kembali serahkan kepada petugas. SIM lama juga diserahkan kepada petus. Kemudian saya masuk lagi ke dalam dan menyerahkan map berisi formulir yang sudah lengkap dan mendapatkan nomor antrian.
Di sini saya juga membayar biaya perpanjangan SIM sebesar Rp 75.000. Nominal ini tidak berubah sama seperti 5 tahun lalu saat saya juga melakukan perpanjangan SIM.
Kemudian saya menunggu sebentar untuk dipanggil dan berfoto. Setelah berfoto menunggu sebentar lagi. Akhirnya nama saya dipanggil untuk mengambil SIM yang sudah jadi. Saya juga mendapat sebuah brosur petunjuk keselamatan berlalu lintas untuk pengemudi.
Baiklah secara umum inilah kesimpulan kegiatan saya hari ini
Syarat Perpanjangan SIM C
SIM C asli
Fotokopi KTP 3 lembar
Fotokopi SIM C 3 lembar
Surat keterangan sehat jasmani
Surat tes psikologi
Biaya Perpanjangan SIM C
Biaya surat kesehatan jasmani Rp 35.000
Biaya tes Psikologi Rp 75.000
Beli map dan Fotokopi Rp 5.000
Parkir Rp 3.000
Dari rincian biaya di atas, sebenarnya biaya tetap hanya biaya perpanjangan SIM C sebesar Rp 75.000. Sedangkan biaya yang lain tergantung tempat dan lokasi. Bahkan saya baca tes psikologi online cuma Rp 37.500.
Jika dibandingkan 5 tahun yang lalu, waktu itu belum ada syarat tes psikologi, jadi total biaya keseluruhan lebih murah saat itu. Saya sendiri jika tidak terpepet waktu mungkin mau mencoba perpanjangan online saja biar lebih praktis.
Tapi perpanjangan SIM kali ini juga sebenarnya ngga ribet. Meski ada banyak loket yang harus didatangi, semuanya selesai cuma dalam waktu satu jam. Mungkin karena antriannya yang cuma sebentar dan tidak lama. Setelahnya saya masih sempat berangkat untuk servis sepeda motor.
0 Comments
Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar