Seperti saya sebutkan dalan artikel sebelumnya, bahwa saya sedang mencoba menghidupkan channel Youtube Mari Ngenet. Saya pun sengaja membuat beberapa video sekaligus dan mempublikasikannya secara terjadwal agar channel tersebut ada pergerakannya.
Hari ini, semestinya ada video baru yang dijadwalkan untuk dipublikasikan. Namun meski waktunya sudah lewat, video tersebut tidak muncul. Begitu saya periksa lewat Youtube Studio, video tersebut ternyata telah dihapus karena melanggar persyaratan dan kebijakan Youtube
Untuk melihat rinciannya, tidak bisa menggunakan aplikasi Youtube Studio di android. Harus dibuka melalui laman web. Tentu masih bisa dibuka menggunakan Google Chrome di HP.
Secara umum video tersebut mendapat label sebagai konten tidak pantas. Secara khususnya disebutkan pelanggaran kebijkan berupa pelecehan dan cyberbulliying. Padahal video tersebut berisi cara transfer dari Bank Kalsel ke bank lain. Siapa yang saya bulli? Diri sendiri? Karena ngirim uang ke orang lain?
Namun dibawahnya ada keterangan lain. Isinya seperti ini:
Konten yang mengungkapkan informasi identitas pribadi tidak diizinkan di Youtube. Kami meninjau konten pendidikan, dokumenter, artistik, dan ilmiah secara kasus per kasus. Pengecualian terbatas diberikan untuk konten yang disertai konteks yang memadai dan sesuai, serta diposting dengan tujuan yang jelas.
Dari keterangan di atas, sepertinya saya lupa memberikan sensor pada nomor rekening atau sejenisnya. Mungkin hal itulah yang dimaksud dalam informasi pribadi pada keterangan tersebut.
Selain itu juga ditekankan agar konten Youtube memenuhi semua kebijakan, tidak hanya yang dicantumkan pada keterangan tersebut.
Meskipun video dihapus dari Youtube, saya masih bisa menontonnya di peninjauan tersebut. Apabila saya merasa bahwa video tersebut tidak melanggar kebijakan, saya bahkan bisa mengajukan banding.
Hanya saja saya sudah pesimis duluan. Kalau pada pemeriksaan awal dianggap ada pelanggaran, biarlah video tersebut dihapus. Saya berharap agar video lainnya tidak ada yang mengalami nasib serupa.
Meskipun chanel tersebut belum monetasi karena jumlah subscribernya yang memang baru dua digit setelah dua tahun, tapi rasanya tetap tidak karuan saat menemukan adanya pelanggaran. Rasanya kaget dan bikin tidak nyaman.
Untungnya saya masih berlega hati melepaskan video tersebut. Mungkin karena isinya Cuma berupa tangkapan layar dan durasinya tidak sampai lima menit. Tapi bayangkan para Youtuber besar dengan durasi sampai satu jam, proses editing panjang kemudian video dihapus oleh Youtube. Pasti rasanya nyelekit banget. Maka wajar saja jika mereka mencoba memperbaiki di mana salahnya dan mengupload ulang video yang sudah diperbaiki. Bagi mereka satu video itu telah melewati proses yang sangat panjang. Sayang sekali jika harus menyerah karena sebuah teguran.
Menjadi Youtuber itu memang tidak mudah. Makanya saya tidak menyebut diri saya sebagai Youtuber, tapi seorang blogger yang memiliki akun Youtube sebagai penunjang.
Mungkin karena saya sendiri boleh dikatakan baru berusaha menekuni Youtube, maka hal baru yang tidak mengenakkan akan berkesan sekali.
Dulu selama ngeblog, sebenarnya pernah juga dapat teguran dari Google. Ada blog yang dihapus karena isinya copas semua. Ada blog yang menetisasinya dicabut karena pelanggaran hak cipta. Blog ini pun pernah dapat teguran pada salah satu halamannya.
Hanya saja, dulu saat dapat teguran langsung masuk email. Salah satu blog yang dihapus monetisasinya itu karena saya lalai tidak memeriksa email pada tenggat waktu yang telah diberikan. Oleh karenanya, sekarang saya selalu memperhatikan apabila ada email masuk dari Google Adsense. Harapannya jangan sampai terlewat apabila ada email penting yang masuk. Paling penting saya berharap agar tidak mendapatkan email teguran lagi dari Google.
Adapun video yang dihapus ini tak ada pemberitahuan lewat email. Saya baru sadar setelah membuka Youtube Studio. Rupanya para Youtuber harus membuka Youtube Studio untuk mengetahui hal-hal penting seperti ini.
Meskipun salah satu video dihapus oleh Youtube, saya tidak berniat untuk berhenti membuat video. Hanya saja saya akan lebih berhati-hati agar tidak melanggar kebijakan lagi. Untuk penghapusan video kali ini saya tidak mendapatkan teguran karena Youtube menganggap bahwa saya tidak tahu hal ini pelanggaran. Kenyataannya saya memang tidak tahu bahwa video ini mengandung pelanggaran. Semoga ini adalah yang pertama dan terakhir.
2 Comments
Semangat Nisa.. Kalau soal peringatan, saya juga beberapa kali. Bukan di Youtube sih, tapi di Adsense, Facebook . Memang karena malas jadi lalai kita merhatiin peraturan.
ReplyDeleteSaya juga baru mau mengaktifkan akun Youtube karena sayang klip yang ada kalau hanya tersimpan di hape
Wah, sepertinya Pak Anton pun akan merambah dunia YouTube. Tapi video panjang memang lebih efektif di YouTube daripada Instagram atau Tiktok. Apalagi kalo punya stok banyak, daripada bulukan di HP, mending dishare.
DeleteSilakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar