Sehabis Isya, kadang saya main HP kalo ngga ada tugas yang mesti dikerjain. Nah, tiba-tiba ada pesan di grup WhatsApp bahwa salah satu teman saya dapat pesan yang mengatasnamakan salah satu rekan kerja kami yang lain, sebut saja namanya Sekar. Teman saya tersebut mengingatkan jika ada yang mendapat pesan serupa dari orang yang mengaku Sekar agar jangan ditanggapi. Karena itu adalah penipuan.
Isi pesannya secara umum hampir sama. Setelah mengucapkan salam dan memperoleh balasan, ia langsung mengungkapkan tujuannya.
"Bisa kh pinjam saldo 850ribu.. Buat Transfer ke Rek BNi... InsyaAllah Besok pagi2 di ganti Langsung"
Yang membuat teman saya awalnya curiga adalah nomor rekening yang dikirimkan nya menggunakan nama orang lain.
Tapi, untuk membuktikan dirinya, penipu tersebut menjadikan foto Sekar sebagai foto profil. Ia juga mengirim foto Sekar sambil memegang KTP. Saya pun jadi bertanya-tanya, darimana penipu itu memperoleh foto tersebut.
Setelah teman saya tersebut mengirim pesan peringatan ke grup, maka ramailah teman-teman yang lain juga mengirimkan screen shot WhatsApp serupa. Rupanya banyak teman-teman lain yang juga menerima pesan penipuan tersebut di WhatsApp.
Dengan kata lain, penipu tersebut berhasil menghack akun WhatsApp punya Sekar. Karena ia bisa memperoleh kontak WhatsApp yang dimilikinya. Walaupun nomor yang digunakannya adalah nomor baru, tapi nomor WhatsApp Sekar sendiri tidak bisa dihubungi. Untuk keamanan, admin grup pun mengeluarkan Sekar dari grup.
Besok harinya saya bertanya pada salah satu rekan mengenai asal mula kejadian tersebut. Rupanya ini semua bermula dari iming-iming haji gratis.
Katanya ada yang menghubungi Sekar dan mengatakan bahwa ia mendapat kesempatan haji gratis. Sekar diminta untuk mengirimkan foto sambil memegang KTP dan dia pun mengirimnya. Ketika ada nomor OTP WhatsApp masuk, ia pun juga mengirimkan nomor OTP tersebut. Setelah itu nomor WhatsApp nya menjadi tidak aktif. Maka dilanjutkan lah dengan kejadian malam itu.
Saat mendengar cerita tersebut, kami berpikir, kok bisa-bisanya zaman sekarang masih tertipu dengan penawaran seperti itu. Haji yang bayar aja nunggunya lama, mau haji gratis dari mana. Umroh gratis pun pasti ada alasannya. Selain itu kok bisa-bisanya ngirim OTP ke orang lain, padahal itu kan rahasia banget.
Ditambah lagi, kenapa si Sekar ngga cerita ke siapa-siapa saat dapat pesan tersebut. Padahal dia tidak tinggal sendiri, ada teman untuk diskusi. Kok malah langsung percaya saja. Ada juga yang berpikir mungkin dia kena hipnotis, jadi ngga bisa berpikir jernih hingga tertipu.
Setelah kejadian tersebut tidak hanya grup tempat kerja kami yang ramai, grup alumni sekolah juga ramai. Sekali lagi Sekar dikeluarkan dulu dari grup. Beberapa teman juga tidak lupa update status untuk mengingatkan agar jangan sampai ada yang tertipu. Karena wali siswa juga ada yang dapat pesan dari penipu.
Akibat dari kejadian ini, bukan hanya akun WhatsApp Sekar yang hilang, tapi kontak WhatsApp yang dimilikinya pun jadi bisa diakses oleh penipu tersebut.
Sekar sendiri sebenarnya sangat sayang dengan akun WhatsApp tersebut. Untuk kartu SIM nomor itu sendiri sebenarnya masih aktif dan bisa dihubungi. Namun akun WhatsApp yang terhubung dengan nomor tersebut yang dicuri dan tidak bisa diakses.
Sekar sampai mencoba lapor ke polisi untuk mencegah penipuan lebih lanjut menggunakan akun WhatsApp tersebut. Sayangnya meski nomornya diblokir, tidak akan berpengaruh apa-apa pada akun WhatsApp nya.
Ini adalah kesekian kalinya cerita akun WhatsApp diambil orang lain. Hendaknya kita lebih berhati-hati dan tidak mudah tertipu dengan tawaran ataupun permintaan tolong yang tidak jelas. Ketika akun WhatsApp Dicuri, tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga orang-orang yang menjadi kontak kita.
0 Comments
Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar