iPusnas, Aplikasi Legal untuk Baca E-book

Selain membaca novel Tere Liye, saya juga suka membaca postingannya di Facebook. Kadang saya jadi terpancing untuk mengetahui informasi terbaru dari postingannya. Misalnya kasus guyonan Gusdur dan 3 polisi jujur.

Salah satu isi postingan Tere Liye di antaranya membahas agar pembaca menghindari buku dan ebook bajakan. Membaca itu sangat bagus, tapi bacalah dari sumber yang legal.

Sebagai penulis dan pembayar pajak yang taat, Tere Liye sangat membenci pembuat, penjual, dan pembeli buku bajakan. Sesungguhnya pembajakan itu saya dengan pencurian. Pun hal ini juga berlaku untuk kekayaan intelektual elektronik seperti ebook, musik, film, aplikasi dan sebagainya.

Karena seringnya postingan serupa sedikit banyak saya pun jadi terpengaruh dan mulai insaf. Setidaknya, saya mulai menonton drama di aplikasi legal. Pun, dari postingan Tere Liye ini pula saya dikenalkan akan sebuah aplikasi sayan sangat bagus sekali untuk pengemar buku elektronik yaitu iPusnas.

iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Dalam aplikasi ini terdapat koleksi ribuan ebook yang bisa kita pinjam secara gratis dan legal.

Apa sih bedanya ebook di iPusnas dengan ebook yang kadang disebarkan lewat WA atau situs biasa?

Perbedaannya ada pada legalitasnya.

Pas lagi awal-awal #dirumahaja sempat beredar status WA yang membagikan ebook novel Tere Liye. Alasannya untuk menemani di rumah aja. Padahal kenyataannya, Tere Liye maupun penerbit tidak pernah membagikan ebook tersebut secara gratis. Dengan kata lain, ebook tersebut termasuk konten ilegal dimana penulisnya tidak rela.

Adapun ebook resminya hanya dijual di Google Play Book. Saya pernah membeli beberapa ebook Tere Liye dari play book.

Nah, lalu bagaimana jika ingin membaca ebook secara gratis namun tetap legal?

Jawabannya adalah dengan meminjamnya lewat aplikasi iPusnas. Mengapa harus meminjam dan bukan diberikan saja? Karena dalam proses meminjam, tidak ada penggandaan secara ilegal. Jumlah ebooknya tidak bertambah. Hanya saja bisa dibaca secara bergantian oleh anggota iPusnas.

Hal ini mirip seperti novel cetak yang kita beli kemudian kita pinjamkan kepada teman. Mau dipinjamkan ke berapa orang pun tidak masalah. Yang tidak boleh adalah mencopy buku tersebut kemudian menyebarkannya.

Dalam hal ini saya salut dengan aplikasi iPusnas yang telah dipersembahakn oleh perpustakaan nasional. iPusnas telah memberikan fasilitas kepada rakyat indonesia agar bisa membaca buku dengan mudah dan gratis.

Peminjaman buku di iPusnas, bukan berupa buku cetak, namun berupa ebook. Ebook yang dipinjam akan tersimpan di HP dan bisa dibaca secara online atau pun offline. Tapi namanya juga minjam, tentu saja ada batas waktu peminjaman. Jika batas peminjaman habis, buku akan otomatis dikembalikan ke perpustakan.

Bagi yang suka baca buku namun sudah susah melihat tulisan di kertas, mungkin bisa menjadikan iPusnas sebagai alternatif untuk membaca buku.

Mari budayakan membaca.
Baca Juga

Post a Comment

4 Comments

  1. Menurut saya iPusnas tetap saja ini merugikan penulis, karena bagi-bagi gratis. Kalau perpustakaan fisik mana bisa satu buku dipinjam sehari 10 orang saja, nah kalau ebook online? sehari bisa dibaca banyak orang, akhirnya yang beli ebook sedikit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Walah kok bisa kata P i n j a m jadi jarum dan jam, hehe :)

      Delete
    2. Sebanarnya ngga merugikan kok. Karena sebelum bisa dipinjamkan, iPusnas membeli dulu ebooknya, misalnya sebanyak 10 copy. Sistemnya pun pinjam, bukan beri. Jika jumlah copy nya hanya ada 10, kalau sedang dipinjam semua, maka yang lain tidak bisa baca. Kecuali ebook nya sudah dibalikin ke iPusnas. Sistem pinjamnya mirip dengan buku fisik.

      Beda dengan ebook bajakan yang dari satu buku bisa berubah jadi puluhan kemudian ratusan karena dibagikan. Jumlah ebook di iPusnas tidak bertambah meski dipinjamkan. Kecuali iPusnas menambah jumlah koleksi bukunya.

      Ngetik komentarnya pake HP ya. Keybord HP saya juga berubah saat mengetik kata pinjam. Sebenarnya itu lambang "Pin" yang artinya jarum penyemat atau peniti. Sekarang saya ngetik pake laptop, hehe

      Delete
    3. Ups, ternyata ngetik pake laptop pun jadi berubah. Mungkin template blog saya, wkwk

      Delete

Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar