Gagal Naik Grab dan Gocar

Kini layanan Grab dan Gocar sudah tersedia di Kalimantan Selatan. Berhubung selama ini saya selalu naik sepeda motor untuk pergi kemana-mana, maka saya pun belum ada kesempatan untuk menggunakan layanan ini. Pagi itu, saya dan adik berencana untuk pergi ke bandara Syamsudin Noor. Agar mudah dalam membawa koper, kami pun berencanan untuk memesan Grab atau Gocar.

Dulu, saya biasa diantar Abah naik sepeda motor ke bandara. Setelah bekerja, saya biasa diantar mobil sekolah untuk ke bandara. Perjalanan kali ini agar sedikit berbeda, karena merupakan liburan mandiri yang kami rencanakan berdua. Saatnya mencoba sesuatu yang berbeda.

Saya sudah mendownload aplikasi Grab dan Gocar. Sudah registrasi juga supaya mudah melakukan pemesanan. Tapi saya tidak melakukan pengisian saldo, karena rencananya mau bayar tunai saja, meskipun mungkin lebih mahal.

Pukul 8 kurang saya mulai duduk di teras yang berhadapan dengan jalan. Kemudian mulailah melakukan pencarian taksi grab dengan tujuan bandara Syamsudin Noor. Tidak lupa menjadikan rumah saya sebagai lokasi awal. Setelah menunggu sekian menit, ternyata jawaban yang saya peroleh tidak sesuai harapan. Para Driver kami sedang sibuk.
Gagal Naik Grab dan Gocar
Saya tidak putus harapan. Karena itu juga menginstal dua aplikasi sekaligus. Saya pun membuka aplikasi Gocar dan melakukan pencarian dengan tujuan yang sama. Waktu pencarian yang dilakukan aplikasi Gocar lebih lama dari pada Grab. Walaupun setelah sekitar 5 menit menunggu, saya memperoleh jawaban yang sama. Semua driver kami sedang sibuk.

Waktu terus berlalu. Saya berkali-kali melakukan pencarian supir dengan kedua aplikasi tersebut. Tapi sepertinya tidak ada supir yang tersedia pada jam itu.

Ada berbagai kemungkinan yang muncul di benar kami. Mungkin para supirnya masih belum siap dan belum turun ke jalan. Mungkin juga para supirnya terlalu sibuk karena terlalu banyak pesanan. Atau mungkin karena lokasi rumah kami yang jauh dari kota. Yang pasti, jumlah armada grab dan gocar di tempat kami memang tidak sebanyak di kota besar.


Akhirnya, kami memutuskan untuk naik angkot saja. Terutama angkot arah Banjarmasin yang tentunya melewati bandara. Biasanya mereka bersedia saja belok sedikit dan masuk jalan ke arah bandara Syamsudin Noor. Meskipun tidak senyaman taksi, tapi kami bisa tiba di bandara tepat waktu.

Rencana awal kami untuk naik Grab atau Gocar gagal. Tapi rencana utama kami untuk pergi ke bandara tetap terlaksana. Saatnya liburan.
Baca Juga

Post a Comment

11 Comments

  1. sudah berapa lama ada layanan Grab dan Gocer disana Mbak ? Mungkin armadanya masih kurang, atau sopirnya sdh banyak duit jadi agak cuex2lah.....

    Atau si Grab dan Gocernya sdh tahu bakal dijadikan bahan tulisan, jd pilih ngacir saja.dari pada ntr difoto dari belakang. :)

    Di tempat saya belum ada Mbak, terbayangkan betapa pelosoknya tempat saya, hehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya baru beberapa bulan. Armadanya mungkin memang masih sedikit. Selain itu rumah saya juga bukan di kota :)

      Delete
    2. Saya sependapat ini, kemungkinan armadanya yang kurang, jadi ya gak ada yang merespon. Kebetulan lagi malas semua haha.

      Juga karena mereka kuatir difoto terus masuk ke posting ini. Wkwkwk.

      Delete
    3. Haha, ada-ada saja. Tapi saya jarang memasukkan foto orang lain ke dalam blog. Mungkin mencoba menghargai etika jurnalistik. 😅

      Delete
  2. ga apa-apalah gagal naik grab yang penting liburannya gak gagal. :)

    mungkin lain waktu kalau drivernya gak pada sibuk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar banget, yang penting bukan naik grabnya, tapi liburannya 😊

      Delete
  3. Jogja udah ramai Grabcar maupun Gocar, tapi kalo pilih salah satu kabupaten di bagian selatan, yakni Gunung Kidul, tampaknya mencari transportasi berbasis online ini masih agak sulit. Kenapa? Para driver online ini pasti memilih mengerumuni area sekitar bandara, terminal, stasiun, atau hotel. Alasannya? Ya, seperti ada gula ada semut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa juga sih dilihat dari aplikasi, posisi / lokasi kendaraan terdekat. Kalo tidak ada, sampai Kak Seto jadi rocker juga gak bakalan dapet.

      Delete
    2. Iya sih, dilihat dari aplikasi memang tidak ada driver dengan posisi terdekat. Mungkin karena memang lokasinya yang bukan di kota.

      Delete
  4. Desember 2017 tahun lalu saya dpt grab car ke bandara. Tapi memang kalau dari bandara disuruh sama drivernya naik ojek ke bundaran (harganya) mahal banget 20rb padahal cuma 3km. Apakah sekarang masih seperti ini ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu saya, taksi online memang tidak boleh mencari penumpang di bandara. Jadi harus keluar bandara dulu. Kalo tidak, langsung naik taksi khusus dari bandara, tapi memang lebih mahal.

      Delete

Silakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar