Saya pernah membaca di suatu forum, seorang blogger mengeluh karena blognya dianggap spam oleh Google. Padahal apa yang ia tulis adalah original, bukan copy paste. Isinya juga bukan sesuatu yang mengandung isu, sara, atau pun konten terlarang lainnya. Kanapa malah dianggap spam?
Mari kita kembali kepada kata spam itu sendiri. Berdasarkan kamus Inggris - Indonesia Spam adalah mengirim surat-surat yang tidak diinginkan ke sekelompok tertentu. Poin utamanya ada pada mengirim yang tidak diinginkan.
Awalnya, spam banyak ditemui dalam email. Maka disediakanlah folder khusus untuk menampung email spam. Mengapa, supaya yang punya email tidak merasa terganggu dengan spam. Tapi tetap dikirim, karena siapa tahu ternyata bukan spam, maka pemilik email masih bisa membuka email tersebut.
Dalam perkembangannya, spam bisa datang ke mana saja. Baik ke komentar blog, sosial media seperti facebook, google plus atau pun lainnya.
Siapa yang menentukan sesuatu adalah spam?
Google kah? Facebook kah? Yahoo kah?
Jawabannya adalah Anda. Yaitu orang yang menerima pesan tersebut. Bukan Facebook, Yahoo, Google, ataupun lainnya. Tetapi Anda.
Pada dasarnya setiap pesan itu dianggap baik. Tapi ketika seseorang menerima email dan merasa terganggu dengan kehadiran email yang dianggap tidak ia perlukan, ia pun melaporkannya sebagai spam. Ketika sebuah email dilaporkan oleh banyak orang sebagai spam, maka Gmail bisa mengambil kesimpulan bahwa email sejenis adalah spam. Maka selanjutnya, email tersebut bisa langsung masuk folder spam bahkan pada orang yang tidak pernah melaporkannya.
Kejadian yang serupa juga bisa terjadi di sosial media. Ketika seseorang sering menebar link di grup Facebook, dan anggota grup merasa terganggu dengan link tersebut kemudian banyak yang melaporkannya sebagai spam. Maka bisa jadi, facebook pun mengkategorikannya sebagai spam.
Dalam mengkategorikan sesuatu sebagai spam bahkan tidak memandang apa konten dari link tersebut. Meskipun isinya adalah sesuatu yang bermanfaat. Ketika orang yang menerima, misalnya anggota grup, tidak menginginkannya, maka ia bisa melaporkannya sebagai spam.
Membagikan brosur rumah kepada orang yang ingin membeli rumah tentu adalah baik. Tapi jika Anda memaksakan membagaikannya kepada semua orang yang sedang duduk di restoran. Maka rasa tidak suka mereka bisa berakibat Anda dilaporkan sebagai spam.
Kebanyakan blogger atau youtuber yang mengirim spam di grup facebook atau pun komunitas google plus adalah para blogger/youtuber baru yang berharap memperoleh visitor. Karena ketidaktahuan, mereka justru telah melakukan tindakan yang bisa merusak nama baik blog atau channel mereka sendiri.
Jika moderator grup hanya memblokir akunnya, akibat yang ditimbulkan hanyalah dia tidak bisa posting di grup tersebut. Tapi jika anggota grup beramai-ramai melaporkan postingannya sebagai spam, akibat yang diterimanya bisa lebih mengenaskan. Blog atau channelnya dianggap spam oleh Google.
Lalu bagaimana cara promosi yang baik?
Di Facebook, ada yang namanya fanpage atau halaman penggemar. Di sana, mau posting berapapun setiap harinya, jika yang posting adalah pemilik akun, maka tidak akan dilaporkan spam. Atau bisa juga akun facebook sendiri.
Andai pun ingin posting di grup, baca peraturan grup dengan seksama. Jangan sampai berharap untung malah buntung.
Begitu juga pada akun Google Plus. Jika beranda sendiri dianggap terlalu berantakan, bisa dengan membuat Koleksi. Orang yang menyukainya bisa mengikuti koleksi Anda dan menjadi pembaca setia.
Adapun dalam komunitas Google Plus, juga harus lebih berhati-hati. Baca peraturan komunitas dengan teliti. Masih mending jika anggota komunitasnya adalah orang-orang yang baik hati. Hanya diingatkan, dan minta moderator menghapus. Bayangkan jika meraka adalah orang yang kejam dan melaporkannya beramai-ramai. Bisa tamat riwayat blog atau channelnya.
Kembali kepada paragraf awal. Kenapa blog yang kontennya tidak bermasalah malah dianggap spam? Bisa jadi memang bukan kontennya yang bermasalah. Tapi cara pemilik akun yang mempromosikannya secara berlebihan kepada kelompok yang tidak menginginkannya. Sehingga blog dilaporkan sebagai spam.
Kesimpulannya, promosi boleh saja. Tapi jangan berlebihan dalam menebarkan link, karena bisa dilaporkan sebagai spam.
4 Comments
Tidak menyenangkan untuk terus mengingatkan sesama blogger bahwa tetap ada aturan dan etika di dunia maya.
ReplyDeleteKeinginan untuk cepat tenar, termakan tutorial dari sesama blogger sendiri, kepingin cepat kaya, semua membuat orang sering lupa bahwa apa yang mereka lakukan mengganggu orang lain.
Cuma, dengan semakin banyaknya komunitas blogger yang jadi tong sampah link, banyak blogger yang terpaksa melaporkan sesama blogger sebagai spammer, walau sebenarnya tidak enak hati.
Memang jadi serba salah. Dibiarkan semakin menjadi. Dilaporkan kadang ngga tega.
Deleteuntung saya tidak sebar link, cuma tebar pesona saja......hehe.
ReplyDeleteHaha. Tetap hati-hati Kang, siapa tahu ada yang terganggu, terus melaporkan =D =D
DeleteSilakan tingggalkan tanggapan dan pendapatmu pada kolom komentar